Senin, 07 September 2020

Maaf bung, saya belum bisa seperti mu


Munir Thalib pernah berkata-kata: Aku harus tenang walaupun takut. Untuk membuat semua orang tidak takut. Normal, sebagai orang, ya pasti ada takut, nggak ada orang yang anggak takut, Cuma yang coba aku temukan merasionalisasi rasa takut.

Ya. Benar yang ia katakan. Semua orang pasti memiliki rasa takut. Sebab, Rasa takut merupakan hal yang manusiawi dan merupakan anugrah  dari tuhan, agar manusia dapat mempertahankan hidupnya.

Akan tetapi, saya tak menyangka seorang Munir Thalib,  mampu mengolah(merasionalisasi) rasa takutnya menjadi sebuah energi yang mampu melampaui rasa takutnya itu.

Saya membayangkan, bagaimana bisa, ia mengendalikan rasa takutnya itu. misalkan, Ketika tiba-tiba ia di kirimi surat kaleng berisi ancaman pembunuh atas dirinya. Mendapatkan teror Bom Atau misalkan ia di telpon oleh penelepon yang tak ia kenali lalu mengancam membunuh istri dan anaknya?

Apa yang kita-kira ia pikirkan ketika di hadapkan dalam kondisi seperti itu?

***

Munir Said Thalib, ia di lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965. Ia merupakan seorang aktivis HAM Indonesia. Dan ia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. 

Dalam Wikipedia (Baca: Aktivitas)  di situ, tertulis dengan sangat jelas mengenai aktivitas  seorang Munir Thalib.

Dari rekam jejak itu, kita tahu bahwa Munir Thalib merupakan seorang pejuang Hak Asasi Manusia (HAM). Pro demokrasi  berkeadaban, yang cinta akan keadilan. Ia tak segan-segan membela siapa saja yang menuntut keadilan. Ia tidak akan membiarkan hak asasi manusia di abaikan.

Sikap (idealisme) nya itu sudah nampak semenjak  ia kuliah. Mungkin dari itu, ia di pilih rekan-rekannya untuk menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unibraw pada 1998.

Salah organisasi  yang turut membentuk sikap idealisme itu adalah  HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Tentu, tak lepas dari orang tua nya yang menambah nilai-nilai keluhuran pada dirinya semasa kecil.

Dengan pengalamannya di organisasi dan  aktivis kemanusiaan, membuatnya menjadi sorang pemikir yang otentik. Dalam istilah Ali syariati ia telah menjelma menjadi seorang rausyan fikr (pemikir tercerahkan).  Sehingga ia pun mampu merasionalisasi rasa takutnya.

Sayangnya, prinsip dan sikap nya idialis nya itu tak membuatnya  di sukai banyak orang. Namun, ada juga orang yang merasa  terganggu oleh sikapnya itu. Sehingga melakukan teror hingga ancaman pembunuhan terhadapnya.

Seperti dilansir KontraS.org, Munir pernah mendapat teror bom yang meledak di pekarangan rumahnya di Jakarta pada Agustus 2003.

Kemudian, pada tahun 2002, kantor tempatnya bekerja, KontraS, pernah diserang oleh beberapa orang tidak dikenal. Setelah menghancurkan perlengkapan kantor, segerombolan orang itu merampas dokumen secara paksa. Dokumen itu terkait dengan pelanggaran HAM yang sedang dikerjakan KontraS.

Pada puncaknya, ia di racuni. di dalam perjalannya   ( mengunakan pesawat Garuda 974) untuk melanjutkan studi S2 nya.

Lima jam berlalu, sebelum pesawat mendarat di Amsterdam, di luar dugaan: Munir tidak bergerak, sekujur tubuhnya dingin. Aktivis dan pejuang HAM itu meninggal di atas langit-langit Amsterdam, 7 September 2004.

Sekiranya saya di posisinya. saya tahu bahwa, saya tak  mampu seperti dirinya. Ancaman, intimidasi. Membuat nyali ku menciut.

Keselamatan diri dan keluarga adalah hal yang utama. Saya tak mau rela mati demi orang lain.

Demi sesuatu (keadilan, kemanusiaan) yang toh banyak orang tidak memperdulikan nya?

Walaupun saya membiarkan korupsi atau pelanggaran HAM. Saya pun tak akan di penjara. Sebab, saya tak korupsi. Saya hanya tidak peduli tentang itu.

Kenapa saya harus repot menentang atau membela keadilan dan kemanusiaan,  yang pada akhirnya saya di benci banyak pihak yang tak senang dengan apa yang saya lakukan? Hingga berniat membunuhku.  Bukan hanya berniat. Tapi membunuh ku.

Maafkan saya Saya belum bisa menjadi kawan mu. seperti   kata Che Guevara:
Jika Anda bergetar dengan geram pada setiap melihat ketidakadilan, maka Anda adalah kawan saya.

Saya rasa, saya belum bisa seperti dirimu! Merasionalisasi rasa takut. Sehingga ancaman, teror hingga kematian bukanlah hal yang "menakutkan" bagimu.

Bukan hanya saya. Orang-orang  juga takut seperti saya.

Kenapa saya bisa mengatakan demikan?

Karena sampai  hari hari ini pun banyak yang masih membiarkan kematian mu. Mereka tidak benar-benar mengusut dengan tuntas  siapa dalang dari pembunuhan mu.

Akhirnya. Saya hanya bisa berucap: Tenang di sana Bung, Engkau Abdi dalam Ingatan.


Kamis, 27 Agustus 2020

Literasi dalam Challenge mem-posting buku bacaan


Bagi saya tempat yang asik untuk selalu di kunjungi adalah tempat yg dimana terdapat banyak buku-buku.
Entah kenapa, seperti  ada  kenikmatan pada jiwa walaupun hanya sekedar melihat.

Itulah mengapa, sewaktu masih kuliah dulu saya sering menyempatkan ke perpustakaan atau  ke Gramedia untuk sekadar melihat-lihat buku-buku. Saya menyukai  hampir semua jenis buku, mulai dari filsafat, sosial, politik, sastra hingga komik. Kebiasaan ini, terbawa hingga saya selesai kuliah.

Dimasa Pandemik (corona) ini. aktivitas saya serasa di batasi. Demi mengikuti protokol  kesehatan yang di himbau oleh pemerintah, maka dari itu saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mau bagaimana lagi, demi kesehatan saya dan banyak orang, saya harus membatasi aktivitas yang tidak terlalu urgent.

***

Akhir-akhir ini saya merasa bosan terus berada di rumah. Rasa-rasanya ingin ke Gramedia atau perpustakaan. Namun perbatasan karena pandemik ini, membuat saya tidak kuasa ke di Gramedia atau perpustakaan.

Supaya kebosanan  di rumah bisa sedikit di atasi. Selama berada di rumah,  saya lebih banyak berinteraksi dengan Gagget. Membaca berita, nonton, atau membaca artikel-artikel yang di publish Kompasiana.

Baru-baru ini, saya mendapatkan challenge (tantangan) dari seorang teman,  challenge mem-posting sampul buku apa saja yang di sukai tanpa penjelasan atau ulasan tentang buku itu, hanya sampulnya. Selama tujuh hari  harus mem-posting sampul buku di FB, dan juga menandai teman-teman lain untuk mengikuti challenge tersebut.

Saya pun bersedia mengikuti tantangan tersebut, sebab saya beranggapan, tantangan ini adalah salah satu cara mempromosikan buku-buku bacaan yang saya sukai sekaligus merangsang teman-teman yang ada di media sosial terkhusus FB untuk membaca.

Namun, tidak semua merespon positif challenge tersebut. Ada juga yang beranggapan bahwa  challenge tersebut hanyalah berupa ajang  pamer sampul buku, atau hanya pencitraan semata. Challange tersebut tak menjamin kalau yang mem-posting buku itu, membaca atau  memahami isi dari buku tersebut.

Walaupun mungkin maksud dari anggapan itu baik. Saya berpikir bahwa anggapan itu salah alamat.  Sebab, yang mengikuti challenge tersebut pastilah memiliki buku. Terlepas dari paham atau tidak nya isi buku tersebut.  Saya yakin ia  pernah membaca bukunya.

Mengenai pemahaman terhadap isi buku,  bagi saya,  kita hanyalah penafsiran tulisan dari buku yang kita baca. Subjektif kita sebagai pembaca terlibat di dalam memahami buku yang kita baca.

Begitu pun dengan tingkat pemahaman kita terhadap isi buku, pastilah berbeda-beda. Sehingga kita tak bisa mengklaim bahwa, saya yang  lebih mengetahui sedangkan yang lain tidak.

Di era post-truth ini, semestinya nya yang kita kampanyekan adalah pengembangan literasi.
Bukan malah saling "beranggapan". Apalagi kita tahu bersama bahwa tidak semua dari masyarakat kita suka membaca.

Dengan adanya challenge tersebut setidaknya kita bisa mengenalkan  buku-buku bacaan ke teman-teman FB kita. Bahwa, di FB bukan hanya ajang curhat atau posting foto-foto selfi, tapi ada juga buku-buku menarik yang bisa di baca.

Dengan demikian, menurut saya memiliki buku bacaan itu penting, walaupun mungkin hanya membeli  sebagai koleksi atau sekedar pajangan di rumah.

Sebab, suatu waktu buku itu akan menemukan pembacanya, mungkin anak-anak kita nanti, saudara atau teman.
Pada akhirnya tanpa kita sadari kita adalah bagian dari pengembangan literasi.













Senin, 06 Juli 2020

RASA KOPI

Ketika sedang menikmati kopi,  Ada seorang teman datang menghampiri, lalu duduk di samping, dekat dengan ku, ia melihat kopi yg sedang ku minum,  lalu  berkata; berhentilah meminum kopi, jangan  keterusan meminum kopi, tak baik  untuk kesehatan?

Saya  melihat kearahnya.  kamu  pernah meminum kopi? Ia, terdiam, mungkin lagi mengingat². Pernah, ia pun menjawab.
Aku pernah meminumnya, tapi tak enak, aku lebih memilih teh, atau susu. Manis. tidak seperti kopi, pahit.

Aku heran kamu bisa menyukai kopi yg rasanya pahit. Untuk menyentuh lidahku pun rasanya lidahku ingin berteriak " Minuman apa ini, aku ingin yg manis-manis".  Kenapa harus pahit?

Saya tersenyum. Saya berkata padanya: Cobalah untuk meminum nya tidak hanya sekali, tapi berkali-kali, kopi itu akan terasa manis.

Ah.. Mana ada sesuatu yg pahit bisa berubah manis kalo di minum berkali- kali, ada- ada aja. Sanggah nya.

Kopi akan terasa manis kalo kamu terbiasa, mungkin kamu blm terbiasa aja. Kataku.

Berkali-kali pun ia tak akan manis, Hahaha.  Sudahlah tinggalkan kopi itu, minum lah susu,  teh atau apapun yg manis-manis?

Saya sudah manis, untuk apa menambah lagi manis ku,.dengan meminum yg manis-manis, Kalo bukan kelebihan manis, Saya bisa terkena gula, lalu di kerumuni semut. (Ia tertawa terbahak-bahak, saya pun ikut tertawa).

Saya menyukai kopi yg pahit, kalo di tambah gula, tidk cukup setengah sendok, biar ada dikit manis-manisnya. Saya rasa kopi pun memiliki unsur gula di dalamnya. orang-orang yg sudah benar-benar manjadi pecandu kopi lebih menyukai kopi hitam tanpa gula. 

Biasanya peminum kopi yg mencampurkan sedikit gula, mereka berkata, kopi yg seimbang itu, tidak hanya menunjukan pahitnya, tp jg manisnya, krna dalam keduanya ada keseimbangan rasa. Kalo seumpama wanita; ia jujur, ia tak malu menunjukan keasliannya. Ia tampil sederhana namun menyembunyikan keindahannya. Mungkin orang-orang akan menghindari atau tidk tertarik ketika melihatnya pertama kali. namun ketika mencoba menyelami dan memahaminya. Orang itu akan betah, nyaman, ingin berlama-lama di dekatnya, bahkan ingin memiliki nya.

Tapi pahit lebih dominan? Sindir nya! 

Kopi asli emang gitu, ketika pertama kali menyentuh lidah terasa pahit, namun ketika melewati tenggorokan. Masuk ke dalam perut, pahitnya akan hilang,  kalo kita coba lebih merasakannya, terdapat rasa manis yg membuat kopi menjadi minuman yg istimewa. Manisnya tersembunyi dalam pahitnya.

Selama ini kulihat kamu hanya meminum kopi hitam, kan masih ada kopi dengan berbagai rasa dan warna?  

Kopi hitam lebih nikmat. Jawabku.

Bagi orang yg bukan pecinta kopi, mereka mengatakan kopi hitam itu terlihat kotor. Bagi saya, mereka tidak tau tentang kopi, mereka itu lucu, mereka selalu menilai penampilan dari sesuatu. Anehnya, ketika di suguhkan kopi dengan racikan berbagai rasa ( Espresso.Ristretto.Lungo.Doppio.Americao.Latte.Cappucino) mereka meminumnya. Mungkin mereka hanya tak menyukai kopi hitam. Apalagi kopi hitam yg di racik secara tradisional, kata mereka banyak ampasnya, meninggalkan bekas hitam di mulut dan bibir kalo meminumnya.

Mereka tak tau kalo kopi yg terlihat hitam dan kotor, di baliknya ada keindahan rasa. Hitam tidak selalu identik dengan kekotoran,  hitam jg melambangkan kedalaman, penuh misteri. Perpaduan hitam yg pahit dengan rasa yg sedikit manis, memberi pesan bahwa; hidup tidak selalu tentang yg indah-indah, Sehat atau senang. Tapi jg tentang  derita dan Kesedihan. Dengan memahami derita, kesedihan, mungkin kita akan lebih bersyukur ketika mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan. Itulah filosofi tentang hitam dan manis dari kopi. Itu hanya bisa di mengerti oleh orang-orang yg benar-benar penikmat kopi/pecinta kopi.

Kamu tau, mengapa kopi hitam itu istimewa?

Karena rasanya "Kekal", Sudah lebih dari ribuan tahun orang-orang meminumnya tapi tidak pernah bosan dengan rasanya. Ada yg mencapai usia ratusan tahun tapi masih meminum kopi. Bahkan  para sufi meminumnya sebagai perantara mereka dengan Tuhan.
(Ia terlihat serius dalam mendengarkan). 

Sudahlah, coba rasakan dulu kopi hitamku ini? Kataku!

Nanti dulu, lanjutkan penjelasannya. Desaknya!

Bagaimana saya mau lanjutkan. Kalo kamu sendiri bukan penyuka kopi. Kecuali ketika kamu sudah menjadi penikmat kopi, akan saya ceritakan lagi rahasianya.  Tapi kayaknya kalo kamu sudah menjadi pecinta kopi, mungkin kamu  lebih nyak mengetahui rahasia kopi yg belum saya ketahui. Ia terdiam. Tiba-tiba ia berkata:
Baiklah mulai dari sekarang aku akan coba menyukai kopi.  Sini kopi mu aku minum.  Ia pun meminumnya sampai habis.

Ah..kenapa di akhir rasa kopi ini bukan manis, tapi pahit dan sepat, seperti menusuk-nusuk tenggorokan. Katanya  keindahan
tersembunyi  di baliknya? Pehh.. Malah pahit yg terus aku rasa.

Saya tertawa; ya karena kamu  meminum juga ampasnya.
















Sabtu, 04 Juli 2020

BULAN


Apa yg membuat Rembulan terlihat indah? 
Cahaya yg meliputi nya, memancar darinya, membuatnya terlihat indah.  

Sudahkah engkau ke bulan? Belum, tapi yang Aku tau bulan itu indah. 
Apa yang membuat bulan begitu indah buat mu? 
Bulan selalu ada untukku. Aku merasa bulan adalah milikku. Aku tau orang- orang di luar sana jg diterangi bulan. Tapi aku merasa belum ada yg merasa memiliki bulan. Orang-orang akan berkata "kamu gila" Mana ada orang yg  memiliki bulan? 

Aku pernah mendengar bahwa ada orang yg pernah ke bulan. Ia orang Amerika, ia bernama Neil amstrong.   ia pernah menancapkan bendera di bulan. Tapi aku belum mendengar ia mengatakan bulan miliknya? 

Dari informasi yg beredar, data, maupun foto tentang kondisi bulan yg di tunjuk para astronot. bulan terlihat berpasir,  berlereng, berbukit, berjurang , tidak ada tanda kehidupan disana. 

Aku tidak begitu ambil pusing dengan apa yg di tunjuk oleh para astronot. Mereka  hanya melihat sebagian dari Bulan.  Melihat dengan pandangan  empirik, mereka belum melihat keseluruhan dari bulan,  belum mengungkap semua rahasia dari bulan. 


Gimana dengan matahari? 

Aku suka Matahari, tapi ia bukan milikku. Aku tidak berniat memiliki nya.  Kelihatannya ia sangat panas. Aku pernah merasakan sebagian panas nya. Aku tidak sanggup, ia Benar-benar panas.  Para astronot dan para penjelajah antariksa pun belum kesana. Tapi pada sisi yang lain, mentari pun indah. Rona merah pada awan,  embun pagi bagai kristal yg terkena cahaya mentari di pagi hari . Apalagi mentari yg perlahan-lahan tenggelam (senja, begitu kata orang-orang) terlihat indah. 

Banyak orang menyukai senja, sebagian dari orang-orang membuat puisi tentang senja,
Aku pernah menulis puisi tentang senja, tapi aku rasa puisi itu tidak bagus. Aku menyukai banyak puisi tentang senja dari para penyair, tapi menurutku tidak semua puisi senja dari penyair itu menarik.  Mereka tidak benar-benar memahami senja. Mungkin mereka tidak merasa memiliki senja. 

Kata orang-orang Bulan tidak memiliki cahaya, ia mendapatkan cahaya dari mentari. Bulan sangat bergantung pada cahaya mentari, tanpa mentari, bulan kehilangan cahaya. kenapa mau memiliki sesuatu, yg pada nya terdapat kekurangan.  Tanpa cahaya mentari ia kehilangan keindahannya? 

Aku merasa sebagian orang tidak memahami bulan, mungkin pemahaman dari mereka tentang bulan berbeda dengan ku.  Mereka tidak merasa memiliki bulan. Seperti aku. Pernahkah mereka renungkan bahwa, bagaimana bulan yang tanpa cahaya bisa memantulkan cahaya?  Sederhananya: Sesuatu yg tidak punya mustahil memberikan. (Kita bisa memberikan sesuatu karena kita pun memiliki). Nah, Bulan  pada dirinya memiliki unsur cahaya, sehingga ia pun bisa memancarkan cahaya. Walaupun intensitas cahayanya tak seperti mentari. Tidak tepat kalo mengatakan bulan tidak memiliki cahaya. Ia adalah cahaya, yg tenang menerima cahaya mentari, memantulkan cahaya, ketika berlalunya mentari.


Aku merasa memilki nya, aku punya hubungan yg erat dengannya. Suatu malam, Aku benar-benar kalut, pikiranku kacau balau, aku keluar di depan rumah, di situ ada  bale-bale (tempat duduk) aku duduk disitu.  Suasana begitu sepi,  tak terdengar suara manusia. Hanya terdengar hembusan angin menerpa dedaunan. Aku menatap langit yg begitu cerah diterangi Rembulan dan bintang yg kelap-kelip. Pandangan mataku  terarah menuju bulan,  Aku takjub ia begitu indah, besar, bulat dan bercahaya. di Tengah- tengah nya terlihat seperti orang yg sedang duduk bertafakur. Tangan, ku ulur untuk menjangkaunya, menggenggam nya erat-erat, membayangkan, membawanya dalam dekapan ku. 
Tiba-tiba cahaya dari Rembulan seperti menyelimuti hatiku, perasaan mistik yg menggetarkan jiwaku, seolah jiwaku di angkat ke bulan. Sekita itu perasaan kalut yg kurasa hilang. Aku hanya terdiam dan takjub. Air mataku menetes. Kenapa aku menangis, tangis itu, benar-benar susah dijelaskan. 

Mungkin banyak dari orang-orang mempunyai pengalaman masing- masing dengan Bulan.
Sang penjaga Malam, Penemani sepi, pemberi cahaya para pekerja malam,  penerang para perindu kekasih  di sepertiga malam, Ialah Sang Rembulan. orang-orang menamainya. orang-orang membuat puisi, syair dan sajak tentang bulan. Namun Aku hanya menyukai  Sajak  W.S Rendra tentang:

SAJAK BULAN PURNAMA 

Bulan terbit dari lautan.
Rambutnya yang tergerai ia kibaskan.
Dan menjelang malam,
wajahnya yang bundar,
menyinari gubug-gubug kaum gelandangan
kota Jakarta.
Langit sangat cerah.
Para pencuri bermain gitar.
dan kaum pelacur naik penghasilannya.
Malam yang permai
anugerah bagi sopir taksi.
Pertanda nasib baik
bagi tukang kopi di kaki lima.
Bulan purnama duduk di sanggul babu.
Dan cahayanya yang kemilau
membuat tuannya gemetaran.
“kemari, kamu !” kata tuannya
“Tidak, tuan, aku takut nyonya !”
Karena sudah penasaran,
oleh cahaya rembulan,
maka tuannya bertindak masuk dapur
dan langsung menerkamnya
Bulan purnama raya masuk ke perut babu.
Lalu naik ke ubun-ubun
menjadi mimpi yang gemilang.
Menjelang pukul dua,
rembulan turun di jalan raya,
dengan rok satin putih,
dan parfum yang tajam baunya.
Ia disambar petugas keamanan,
lalu disuguhkan pada tamu negara
yang haus akan hiburan.




























Kamis, 18 Juni 2020

TOPENG

Kenapa ia memakai topeng? Tak banyak yang tau,.
Orang-orang mengatakan bahwa ia selalu tersenyum.  Entah dari mana ia berasal, semenjak ia "ADA" Topeng itu sudah melekat pada wajahnya.

Suatu ketika, orang-orang  melihat wajahnya (topeng yg dikenakannya berubah Sedih) tak banyak yg tau mengapa?
Sudah seminggu wajahnya tetap dalam keadaan sedih. Anak-anak tak banyak mendekati nya, biasanya anak-anak banyak mendekati nya ketika ia tersenyum (memakai topeng senyuman).

Sebagian orang dewasa menganggapnya Gila, Depresi. Kerasukan Jin Dll. Tapi tidak dengan anak-anak. Banyak anak-anak menyukai nya. Apapun yg dilakukan anak-anak padanya ia selalu tersenyum.  Walaupun ia di lempar dengan batu, di lumuri dengan lumpur, atau di ledekin.

Semenjak ia mengganti wajahnya dengan kesedihan. Ia di jauhi,  hanya beberapa anak yg masih terlihat di dekatnya.  Mungkin beberapa anak itu ingin menghiburnya, karena melihat wajahnya yg berubah Sedih.

Seorang anak itu bertanya;  mengapa  kamu sedih?   ia tak menjawab. Anak itu brtanya lagi, apakah ayah atau ibu mu memukulimu? Ia masih terdiam. Atau ada yg mengambil mainan mu?  _   ia menatap dalam-dalam anak itu. Anak itu ketakutan, lari menjauh.

Anak-anak tak lagi mendekati nya.  Ia sendirian.

Kesedihan, kegalauan, kegamangan, kemarahan, ia tutupi Topeng senyuman.
Ia  mengganti topengnya dengan kesedihan, namun tak banyak yg menyukai, karena orang-orang hanya ingin melihat senyuman,  mereka terbiasa  dengan senyuman tak terbiasa dengan kesedihan.
dengan mengganti topengnya dengan kemarahan, apakah orang-orang akan menyukai atau malah semakin Menjauhinya? 
Ia berpikir bahwa, tak setiap orang  benar2 paduli dengan sesama nya, mereka hanya peduli dengan diri mereka. masing-masing dari  Mereka hanya menerima apa yg mereka sukai, menolak yg mereka tidk sukai.  Suka, dukamu hanya dirimu yg merasa, yg lain tak mungkin merasa, luka hatimu, obatnya hanya ada pada dirimu. Perjalanan dalam hidupmu, dirimu sendiri yg menjalani. Orang lain tak mungkin mengantimu berjalan.
Akhir dari apa yg kau pilih dan kerjakan, kau pulalah yg menuainya.

Ia  pernah menanggalkan topengnya, ia ingin menunjukkan sisi sejati dirinya. Namun orang- orang masih menganggapnya memakai topeng.



Dalam kesendirian, ia termenung, terdengarnya  suara batinnya:
Siapa sejatinya dirimu?
Apakah topeng yg kau kenakan?
Apakah penilaian orang lain tentang dirimu?
Apakah dirimu yg mengetahui dirimu?
Ataukah diri yg mengenal Tuhan, dan dengan Rahmat Tuhan menujukan siapa sejati dirimu?



Sabtu, 11 April 2020

Sakit

Saya heran melihat banyak orang yg memposting gambar bumi sedang memakai masker. Menggambarkan bumi sedang sakit.  



Kalo kita mau lebih jujur, siapa kah yg membuat  Bumi Sakit?

Seandainya Bumi dapat berbicara, Bumi akan menceritakan segala aktivitas manusia di atas tubuhnya. Saya membayangkan bagaimana bumi bercerita satu persatu aktivitas manusia, mulai dari sejak pertama Manusia mendiami Bumi hingga saat ini. Mungkin bumi akan berkata bahwa Semenjak pertama kali manusia berdiam di atas bumi, manusia merasa bahwa mereka adalah mahluk satu-satu yg ada di bumi. tanpa di sadari,  sikap dan tindakan manusia perlahan-lahan sedang menyakiti Nya.  Tindakan mengeksploitasi seperti mengambil isi bumi, merusak lingkungan dan hutan adalah bagian dari sikap manusia yg merasa berkuasa di  atas Bumi.

Sehingga sekarang apa terjadi ?

Berkurangnya Flora dan fauna, Iklim yg tidk lagi adem di sebabkan Rumah kaca, lapisan Ozon yg menipis akibat asap2 industri, limbah pabrik yg mencemari sungai dan laut, Sampah pelastik yg merusak lingkungan. Koloni manusia yg menyebar di seluruh bumi, menggeser dan memusnahkan mahluk lainnya yg mendiami bumi.

Akhirnya Bumi pun sakit,  tubuh Bumi mulai bergetar dan bergoyang menyebabkan tanah longsor. sunami. Bumi mulai memuntahkan lahar panas dalam tubuhnya. Bersin2,  yg menyebabkan seluruh isi penghuni di dalamnya terjangkiti  virus. Tubuh bumi mulai melemah, tdk ada lagi nutrusi yg berguna di atas Tubuhnya. sehingga satu2 yg di lakukan adalah memaksa manusia untuk Tenang, tak boleh beraktifitas,. Berdiam diri, agar bumi dapat meningkatkan imunitas tubuhnya dan dapat memulihkan kondisiNya.

________________&&&&'______________________

Dan hari-hari ini manusia Beramai2 menggambar Bumi sedang sakit. Mulai dari membuat tagar seveBumi. CptSembuhBumi. Seakan menunjukan bhwa kita berempati pada Bumi.

Sadarkah kita bahwa Kita pun  sedang sakit? 
Keangkuhan, Keserakahan,  adalah penyakit yg tidk di sadari manusia.
tidaklah kita sadari bahwa sikap kita selama ini menyakiti bumi? Sadarkah  bahwa kita bukanlah satu2 mahluk yg mendiami Bumi?

Harusnya kita mengerti bahwa Kemanusiaan  adalah kesadaran akan kelestarian dan keharmonisan Alam. Kesadaran akan pentingnya Ekologi,  pentingnya meslestarikan alam beserta flora fauna di dalamnya, yg dengan itu akan menyelamatkan bumi. 

Sedangkan Keserakahan, ketamakan keangkuhan adalah biang terjadi penyakit pada bumi dan perlahan-lahan menggiring Bumi pada kehancuran.