Minggu, 29 Desember 2019

Generasi Milenial dan Teknologi.

Generasi milenial, Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Mungkin setelah 2000 hingga keatas di sebut super milenial.

Kenapa di sebut Generasi milenial?

Ada anggapan bahwa Generasi Millenial memiliki karakteristik yang khas, lahir di zaman TV sudah berwarna dan  memakai remote, sejak masa sekolah sudah menggunakan handphone, sekarang tiap tahun ganti smartphone dan internet menjadi kebutuhan pokok, berusaha untuk selalu terkoneksi di manapun. Sebagian dari mereka     tak bercita-cita lagi menjadi ASN , tapi menjadi Youtuber.  Kemampuan mereka beradaptasi dengan teknologi sangat cepat, sampai-sampai anak usia 3 tahun sudah mengerti kegunaan dari Handphone.


Perkembangan Zaman membuat Anak yg lahir di era kekinian (milenial). Dengan mudah menguasai teknologi, berbeda dengan  orang  tua dahulu, kehidupan mereka masih sangat bergantung pada Alam.  Apa yg di sediakan Alam itulah yg di gunakan atau di konsumsi.
Sumber penerangan masih menggunakan  buah jarak. (Pemanfaatan nya, dengan mengambil minyak dari buahnya di  taburi di daun kapas, di nyalakan dengan api, lalu di gunakan Sebagai alat penerangan) kehidupan yg belum memanfaatkan listrik sebagai alat penerang. Klo di tanya tentang handphone,  komputer,  youtube. Mereka akan balik bertanya  "apa itu"?

Kini, sebagian dari orang tua terdahulu mulai mencoba beradaptasi, perkembangan Zaman memaksa sebagian dari mereka harus bisa mengimbangi dan mengikuti perkembangan  dan tren kekinian.  Sehingga sekarang ini di Fb maupun youtube banyak kita jumpai orang2 tua. Punya chanel youtube, akun FB. TELEGRAM. IG dan lain-lain.

Pergeseran aktivitas yg awalnya di lakukan di dunia nyata ke dunia maya ( disrupsi)  adalah sebuah fenomena yg kita jumpai di Era kekinian.  Kendati terjadi pergeseran aktivitas yg begitu Radikal, masih jg kita temukan Orang tua kita yg masih Gugup dan gagap klo di hadapkan dengan teknologi.

Kita mungkin bertanya-tanya apakah Era disrupsi ini mempunyai dampak yg positif untuk anak2 milenial? Atau malah sebaliknya?

Pengunaan internet yg berlebihan  berdampak negatif, Tanpa pengawasan orang tua,  anak dalam usia berkembang akan mudah terpengaruh atau terpapar pemahaman Radikal' yang ditimbulkan akibat informasi yang bersifat hoax. Perjudian, Pornografi.Pencurian Data Pribadi, Bullying  sangat rentan pada anak-anak.
Belum lagi dengan adanya aplikasi Game; PUBG, Mobile Legends dll.  Yg berdampak buruk pada perkembangan otak anak, apabila setiap aktivitasnya  lebih banyak Bermain Game dari pada belajar.

Terlepas banyaknya dampak negatif internet, masih ada  dampak positifNya.  apabila kita pun mengerti dan cerdas dalam penggunaan/pemanfaatan internet dengan baik, maka mungkin hal2 negatif di atas dapat hindari. Penggunaan internet  Dengan baik, dapat menjadi wadah untuk mendaptkan pengetahuan2 baru.  Misalnya pemanfaatan youtube untuk mencari  tutorial  kerajinan tangan, mendengar cramah2  pengetahuan,   mendapatkan informasi bisnis, peluang usaha, menjadi media komunikasi dan hal positif lainnya.

Sebuah keniscayaan bahwa  gerak perubahan akan terus berlangsung. Hal-hal yg tidak kita temukan di waktu lalu, atau yg kita anggap mustahil. Kita temukaan di era kini (era 4.0). Besi yg dulunya mungkin di anggap tak bisa melayang di udara, kini. Bisa kita lihat pada pesawat terbang, penggunaan teknologi nuklir untuk kelistrikan, pertanian. kita bisa memanfaatkan kecerdasan buatan ( intelegensi artifisial)  yg dengan mudah mengetahui segala hal yg ingin kita ketahui, kita bisa dengan mudah melihat wajah teman yg berada di tempat jauh dengan menggunakan smartphone. dan dengan segala bentuk kecanggihan Teknologi lainnya.

--------------------------------------------------------------------------

Walaupun perkembangan Teknologi yg begitu cepat, semua itu kembali kepada diri kita sendiri,  bagaimana kita memanfaatkan teknologi telah kita ciptakan. Apakah untuk kebaikan, atau untuk kejahatan?
Sebab, tanpa kesadaran akan nilai-lain kemanusian, Ahlak, moralitas. teknologi seakan meenggiring kita  menjadi Robot.  Pelan2 teknologi akan menjauhkan kita dari nilai kemanusian. membuat kita  menjadi idiot,  kita lebih asik menundukkan kepala memandang handphone dari pada teman di samping.
Teknologi seakan membuat yg jauh serasa dekat, dan yg  dekat seakan jauh. Sampai2 ada ungkapan yg mengatakan:
" Aku takut pada hari dimana teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki Generasi yg idiot.










































Kamis, 26 Desember 2019

Tidak Menulis.

Kata Pramoedya Ananta Toer :  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

Seorang pemuda itu bergumam. Ah.. Aku tidak akan hilang dalam masyarakat dan  dari sejarah, walaupun aku tak menulis.
Aku tak mau hanya di depan laptop ku, berjam-jam memandang layar monitor. 

Banyak hal yang kulewati ketika hanya duduk menulis di depan laptopku.
Kalau  itu yang terus ku lakukan, banyak hal-hal diluar sana yang ku lawati. 

Banyak keinginanku. mengelilingi dunia, bekerja untuk  kemanusiaan, bercengkrama dengan alam, Belajar banyak budaya, dan banyak hal lainnya. 

Orang-orang mengatakan bahwa kamu bisa menulis, walaupun kamu beraktivitas,  menulis bisa dimana saja. Kamu tak harus berjam-jam di depan komputer atau laptop mu, kamu bisa menulis melalui Handphone atau kamu bisa mencatat hal-hal menarik di buku kecil mu, setelah itu kamu bisa menulisnya kembali untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. 

Aku tahu itu,  -- Aku pun tahu  di waktu-waktu luang aktivitas, aku bisa menyempatkan diri untuk menulis. 

Orang-orang mengatakan,  tanpa harus mengelilingi dunia, seorang penulis bisa menceritakn berbagai cerita tentang budaya dari berbagai negara dalam tulisannya. Imajinasi penulis  bisa menjangkau  berbagai negara. Ia cukup membaca, menonton lalu ia tuliskan

 Imajinasi bisa kemana aja, tapi itu tak cukup, saya ingin menjelajahi dan menikmatinya.

Untuk menjadi abadi,  kurasa bukan hanya dengan menulis, Aku akan meninggalkan jejak-jeka  kebaikanku, pengabdian yang tulus, agar kelak, namaku tidak hilang dari sejarah.

 Aku pun tak ingin semua orang tau tentang ku. Minimal orang-orang dekat dan keluarga. Harapan untuk abadi dengan menulis, ku rasa tak membuat di kenali seisi dunia. 

Tapi untuk menjadi abadi, cukup  temukan orang-orang yang mencintai mu dengan tulus.

Mungkin pada Akhirnya Orng yang mencintaimu akan menulis mu, menjadikan mu abadi.

 Bukan  hanya pada tulisan, tapi juga ingatannya.
Seperti yang di lakukan Plato pada Gurunya Socrates.

Catatan:























Minggu, 22 Desember 2019

Perenungan.

Pagi. Kicau burung, Daun basah, harum bunga.  yang berhembus seakan mengajak dedaunan untuk manari. 

Di kejauhan telihat gunung yg menghijau, awan putih seperti atap yg melindungi pepohonan. 

Kawanan burung yang terbang memutar-mutar di angkasa, seperti melakukan ritual pemujaan pada Alam. 

Tanah yang basah selepas hujan, perlahan-lahan mengering di hangatkan cahaya mentari. 

Semut kecil berjalan beriringan, bahu -membahu mencari persediaan makanan.
Lebah yang terlihat khusu menikmati sari bunga. 

Sebuah pemandangan yang apabila kita merenunginya, kita akan sampai pada pertanyaan, siapa kah yg menciptakan semua ini? 

Siapakah yg menggerakan dan mengatur tatanan yg terlihat begitu harmoni? 

Mungkin ini semua, di tunjukan agar manusia merenungi, mencari tahu dri mana asal semua ini? 

Sunggung merugi bagi kami yang hanya menikmatinya tanpa mengetahui apa-apa?

Hari Ibu

Hari ini, katanya adalah Hari ibu, di media sosial, sebagian orang menuliskan tentang ucapan "selamat hari ibu. Di WA. Ig. Dan FB, beragam kata2 puitis mengutarakan kasih terhadap ibu.
Bukan hanya itu, di hari ini jg sebagian dari ustaz/ustazah kita berceramah melarang mengucapkan " Selamat Hari ibu" Dengan alasan, tak ada hari ibu dalam islam.

Yg berpikir moderat mengatakan tidak ada yg salah dengan mengucapkan selamat Hari Ibu, ucapan itu hanyalah sebuah ekspresi kecintaan terhadap ibu.
Sebaliknya yg merasa berpikir sesuai dengan Sunah, mengatakan tak ada dlm ajaran nabi tentang hari ibu, Itu ajaran orang-orang kafir. Dan Yang  mengatakan itu adalah bagian dari orang kafir.

Pro & kontra, semacam rutinitas yg menghiasi jagat media sosial.  Energi kita seakan  terkuras habis, karna setiap pergantian tahun, bulan, maupun hari. masih ada-ada saja di dengar perdebatan dan  pelarangan mengucap  hari ibu, Hari Natal, Tahun baru dan lain-lain. 

Saya tak habis pikir, zaman yg dimana Negara2 berlomba2 memajukan teknologi, menjelajah antariksa, zaman dimana tenaga manusia akan di ganti dengan robot, masih ada jenis manusia semacam mereka, Kelompok yg merasa merekalah pemilik kebenaran.

Saya terkadang berpikir, apakah orang yg selalu menyalahkan atau mengkafirkan kelompok yg tidak sesuai dengan pemahaman, pendapat meraka, apakah mereka mendapatkan mandat dari Tuhan atau telah mendapatkan kunci dari surga, sehingga mengatakan hanya kelompoknya lah yg benar?

Yg lucu nya lagi, ada salah satu ustaz Mengatakan,   tak boleh merayakan hari ibu karena siapa yg mengikuti kebiasaan orang kafir, dia kafir.
Lalu ada yg bertanya ke ustaz tersebut, apakah boleh membelikan hadiah untuk ibu di hari ini(hari ibu)? ustaz itu menjawab, memberikan hadiah itu harus setiap hari. Jangan hanya sekali setahun.

Pertanyaannya Klo setiap hari boleh memberikan hadiah?

Terus kenapa dengan hari ini?

Klo dengan alasan, hari ini orang kafir lagi merayakan dan memberikan hadiah.

Loh, klo bgitu, jangan bilang setiap hari boleh memberikan hadiah, harus ada pengecualian.
Bahwa selain tanggal 22 desember, boleh membelikan hadiah untuk ibu.

Yg  menjadi pertanyaan untuk kita adalah, Sudahkah  kita mengeksplor atau mengkaji kebenaran yg lain?
Ataukah kita hanya mengklaim kebenaran? 

Benar kata Rumi: 

kebenaran adalah sebuah cermin di tangan Tuhan,  cermin itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Masing-masing dari kita Memungut kepingan itu dan melihat telah menemukan kebenaran.

Lalu sebagian dari kita mengklaim bahwa telah menemukan kebenaran yg hakiki, lantas merasa paling benar dan menyalahkan yg lain.

-----------------------------------------------------------------------

Tidak ada yg salah dalam mengekspresikan cinta terhadap ibu,  menuliskan puisi, memajang foto bersama ibu lalu mengupload  dan menuliskan kata2 cinta.

Namun sebaiknya, klo ingin menyampaikan selamat hari ibu, sampaikan aja langsung di hadapan ibu.  Banyak yg menuliskan  selamat hari ibu di fb. Ig. WA. Tapi  Apakah ibunya membaca setiap kata puitis yg mereka tuliskan?

Saya pikir tak semua ibu  menggunakan  Smartphone.  Bnyk dari ibu kita yg tinggal di perkampungan,  hidup dengan berkebun, tak punya akses listrik, apalagi tentang Smartphone atau jaringan internet.  Ia tak akan dapat mengetahui klo anak nya yg tinggal di perkotaan dengan segala pernak-pernik moderenitas,  menuliskan kata2 cinta di FB. iG. WA. Tentang nya.

Jadi merasa lah. Klo ibu anda tak menggunakan smartphone, jangan tuliskan di fb. Ig maupun WA, tapi klo anda bermaksud menunjukan ke teman2 mu bahwa anda pun menyayangi ibumu.

Silahken...




Senin, 16 Desember 2019

GIE

Mimpi

Saya mimpi tentang sebuah dunia
Dimana ulama, buruh, dan pemuda,
Bangkit dan berkata, “Stop semua kemunafikan!
Semua pembunuhan atas nama apapun!”

Dan para politisi di PBB sibuk mengatur pengangkutan gandum, beras, dan susu
Buat anak-anak yancamanpar di tiga benua
Dan lupa akan diplomasi

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras dan bangsa apapun
Dan melupakan perang dan kebencian
Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik

Tuhan, saya mimpi tentang dunia tadi Yang tak pernah akan datang

( Salem, Selasa, 29 Oktober 1968 )


Dalam Bait-bait Puisi "mimpi" Di atas,   tergambar keinginan  soe hok gie akan dunia yang penuh dengan persatuan dan kedamaian. Namun di bait akhir puisi itu, semacam ada kegelisahan bahwa dunia yg tadi (di mimpikan itu tak akan pernah ada)?

Mengapa?

Mungkin hanya ia yg tau.
Ia pun akhirnya lebih memilih "sendiri" Jauh dari keramaian,  Naik gunung.  dan pada akhirnya dalam  dekapan gunung, ia pergi Menuju keabadian.

Saya membayangkan bagaimana ketika saya berada di kondisi/zaman dimana soe hok gie lahir dan tumbuh,  apakah saya akan segelisah dirinya?
Yang berharap agar dunia menjadi lebih baik,  dengan tak ada rasa benci dan pemusuhan?  Tak ada perang atau pembunuhan,  bersama2 membangun dunia menjadi lebih baik?


Apakah saya Akan seperti dirinya yg berkata : 

Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak.

Ataukah  seperti kata2nya ini: 

 Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. 

Saya rasa, ketika sezaman dengannya,  saya  mungkin tak seperti dirinya,  saya lebih memilih untuk hidup yg tenang,  makan,  minum,  menikah, punya pekerjaan, punya rumah,  tua dan mati,  saya tak ingin capek2 berpikir tentang bangsa yg lebih baik atau negara yg berkeadilan,  saya mungkin lebih memilih menyelamatkan diri ketika mendapat ancama atau teror.  saya  tak seperti ia, yang berkata "lebih baik di asingkan dari pada hidup menyerah pada kemunafikan"
Saya mungkin berkata "lebih baik munafik dari pada di asingkan".  Krna lebih memilih hidup di dekat dngan keluarga dan teman  Dari pada harus di asingkan.  Saya mungkin akan menjadi manusia apatis yg mngikuti arus tidk seperti dirinya yg merdeka.

Dalam kehidupan kampus,  saya mungkin seperti kata-kata nya,: 

Seperti mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.

Saya tak seperti apa yg di impikannyanya; 

Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.

********************************************

Pada akhirnya saya hanya bisa membaca tulisan-tulisannya,  mengutip banyk puisi,  menunjukan bahwa,  saya ingin seperti dirinya, yang mencintai keadilan,  benci terhadap kekerasan dan perang,  Menyukai gunung. Saya belajar bnyak hal dari tulisannya. walaupun dalm  keadaan sendiri. saya bnyak belajar dari nya bahwa,  walaupun kau tiada, kau abadi dalam tulisanmu,  dalam semangatmu,  dan dalam mimpi dan cita-citamu,.

Saya bnyk belajar darinya tentang kehidupan.  Dan seakan apa yg ia Tuliskan seperti yg saya rasakan ;

Terasa pendeknya hidup memandang sejarah
Tapi terasa panjangnya karena derita
Maut, tempat penghentian terakhir
Nikmat datangnya dan selalu diberi salam.

“Akhir-akhir ini saya selalu berpikir,
Apa gunanya semua yang saya lakukan ini.
Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang…
Makin lama semakin banyak musuh saya dan
Makin sedikit orang yang mengerti saya.
Kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan.
Jadi, apa sebenarnya yang saya lakukan
Kadang-kadang saya merasa sungguh kesepian.”

Tenang disana Bung,.  Engkau abadi dalam ingatan.



Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.

Jumat, 13 Desember 2019

kopi

Saya berpikir bagaimana bisa yg tampak hitam dan terihat kotor ini bisa di minum?
Siapa yg pertama kali menemukannya lalu mengatakan itu bisa di minum? 

Saya tak bgitu mngetahui sejarah awal mula  di kenalkan sebagai minuman,  saya mencoba mencari informasi nya di google. Ternyata  Sejarah kopi menurut Wikipedia telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa.
Nah dari informasi itu ternyata kopi sudah ada sejak lama,  saya membayangkan  jngan-jangan nenek moyang kita Adam pun meminum kopi,  setelah ia di turunkan ke bumi bersama hawa,  ia bereksperimen dngan sumber daya alam yg ada di bumi,  manakah yg bisa di makan/minum,  mana yg tk bisa di makan/minum,  mungkin dari hasil eksperimen itu, ia menemukan kopi,  lalu di olah dan di jadikan minuman.

Kini, kopi telah bertransformasi dengan berbagai jenis warna dan rasa,  Namun menurutku  apapun jenis warna dan rasanya kopi tetaplah kopi dengn pahitnya.

Saya teringat sebuah buku yg pernah saya baca,  buku itu berjudul filosofi kopi,  di tulis oleh Dewi Lestari, buku itu sangat menarik untuk  di baca, dalam buku  itu, diceritakan, ada salah satu tokoh yg bernama Ben,   ia begitu berambisi menghasilkan racikan kopi terbaik, ia mendirikan kedai kopi yg di beri nama Ben & jody,  lalu berubah menjadi filosofi kopi.
Ia begitu terobsesi dengan racikan kopi hinngga berkeliling ke penjuru dunia untuk mncari koresponden dimana2 demi mendapatkan kopi terbaik dari seluruh negeri dan berkonsultasi dengar pakar2 peramu kopi,  keinginannya adalah bgaimana menghasilkan rasakan kopi terbaik.
Setelh puas dengan menghasilkan kopi yg di anggap nya terbaik,  ia di buat penasaran oleh salah satu pengunjungnya yg menganggap rasa kopinya lumayan,  tak sempurna seperti yg di pikirkannya,  kata pengunjung itu, ada rasa kopi yg lebih enak dari kopinya. Ia seolah tersambar petir,  kopi yg dikiranya telah di buatnya paling sempurna tenyata ada kopi lain yg rasanya melebihi kopi buatannya,  rasa penasaran itu membuatnya mencari tau dimana kopi terbaik itu?
Singkat cerita ia pun menemukan kedai kopi itu di pedesaan Jawa Tengah,  tepat di penghujung jalan,  sebuah warung reot dari gubuk berdiri di atas bukit kecil, 
Dari pertemuan itu,  dan setelah merasakan kopi yg di sugukan pemilik warung,  timbullah kegelisahan dari Ben, kegelisahan tentang kedai kopi yg didiriknnya,  tentang rasa kopi yg di racik nya,  tentang apa yg di cari dari rasa kopi yg di buatnya?

Ia seakan tak mau berurusan dengan kopi lagi,  ia merasa di kalahkan oleh kopi buatan pemilik warung itu,  rasa kopi yg di bangga2kannya pupus,  hingga membuatnya putus asa,

Dalam kegelisahan dan kegamangannya, ia disadarkan oleh jody dengan membuatkannya sebuah kopi dan diberikan sebuah kartu yag bertuliskan :kopi  yg anda minum hari ini "Kopi tiwus" Di bawa nya tertulis "walaupun tak ada yg sempurna, hidup ini indah bgini adanya".
Jody pun mengatakan kepada Ben.  Pemilik warung itu menitp salam dan berpesan "kita tak bisa menyamakan kopi dengan air tebu,  sesempurna apapun kopi yg kita buat,  kopi tetap kopi,  punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.

Saya pun memandang kopi ku yg tinggal ampas,  lalu bergumam dalam hati " Sesempurna apapun rasa mu,  akhirnya kau tinggal ampas. 😂













Rabu, 11 Desember 2019

Sinterklas.

Sinterklas (dalam bahasa lain juga dikenal dengan nama Santa Klaus, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa) adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.

Mungkin setiap orang punya interpretasi yang berbeda tentang sinterklas, terlepas dari pada itu semua,
Ia seakan menjadi sosok  Nyata Dan benar2 Ada, Krna  ia Menjadi buah Bibir di kalangan anak-anak ketika menjelang natal. Seperti sebuah adagium " Natal tanpa sinterklas bagai Anak kehilngn Bapak"

Saya Begitu merasakan Dampak ketika memasuki Natal, semacam Ada Perasaan Bahagia  ketika mendengar ucapan "libur Natal". Krna ketika menjelang Hari Natal, sekolah di liburkan, banyak flm anak menghiasi Siaran televisi dan Kisah tentang sinterklas.

Yg membuat saya Bertanya2 dalam hati tentang sosok sinterklas.
benarkah sosok ini ada? 
Benarkah Ia akn datang memberikan hadiah di malam Natal?

Semasa Saya kecil, Berkembang cerita /dongeng yg di ceritakn orang tua ke anak2. Bahwa di hari Natal, akan Ada Sinterklas yg  datang dan memberikan hadiah, tapi dengn syrat Harus punya pohon Natal, di pohon Natal itu Di gantung koas kaki dan di isi dengan kertas yg Di tulis permohonan. 


Di Ceritakan bhwa Di Hari natal,  sinterklas akan datang dengan kereta terbang, Ia berjenggot dan berkumis Putih,  berbaju merah tebal,  memakai topi merah, keretanya di tarik Oleh empat rusa bertanduk yg bisa terbang, membawakan  bemcam2 hadiah. Ia akan datang pada jam12 malam,  terbang ke  rumah2  Dan memberikn Hadiah Natal. Ia  datang ketika anak² sudah tertidur lelap, melewati cerobong asap atau jendela di setiap rumah dan meletakan hadiah Pada koas di sediakan anak2, dari ukuran kecil hingga yg paling  besar, di dalamnya terisi harapan dan keinginan anak-anak; Aku ingin mendapatkan sepeda baru, boneka, piano, adik kecil, dan segala hal yg menjadi keinginan mereka.   Santa akan mengabulkannya.


Cerita itu pun mempenguruhi Saya,  saya terkadang memandang langit di malam Hari natal lalu bebicara dalam Hati " jangan2 Ada sinterklas lewat dengn Rusa terbangnya".😂

Kebahagian dari anak-anak, Senyuman  dan keceriaan,  Mungkin itulah mengapa sinterklas menjadi cerita dalm mengisi Hari2 natal untuk anak2.
Menurut sebuah penilitian: manfaat dongeng untuk anak sangat Banyak seperti merekatkan hubungan orang tua dengan anak,  bisa membantu mengoptimalkan perkembangan psiklogis dan kecerdasan anak secara emosional,  mengembangkan daya imajinasi anak,  membangkitkan minat Baca,  membntuk rasa empati anak dan meningkatkan ketrampilan dalam berbahasa.

Seiring berjalannya waktu,  di setiap Hari natal, 
Saya membayangkan klo benar sinterklas itu Ada, bgaimana klo sinterklas Itu berknjung ke Palestina? 

Bagaimana Perasaan sinterklas,  Apa yg Ia rasakan? 

Mungkin ceritanya akan berbeda, krna yg  yang di lihatnya adalah gedung² yang hancur dan segala kesedihan yg  tergambar dari wajah anak² palestina.
Dalam koas kaki yg Sobek yg disediakan anak2, tertulis harapan tentang syahid,  Keinginan untuk hidupkan ayah dan ibunya, keinginan untuk tinggal di surga, dan keinginan untuk merdeka.
Mungkin Santa hanya bisa tertegun,  melihat puing² dari gedung dan rumah yg hacur lalu bergumam dalam hati. "Siapa yg melakukan semua ini dan merampas senyuman dan juga keceriaan dari anak²?




Selasa, 10 Desember 2019

Ibu

Ia bagai Bumi yg menampung segalanya. 
Ia tempat segalanya keresahan di leburkan. 
Ia rumah tempat dimana cinta lahir dan tumbuh. 
🍁

Perempuan.

Mahluk indah yang padanya tercermin manifestasi keindahan Tuhan. Darinya Pula lahir anak-anak semesta. 
Gerak semesta selalu mengarah padanya, karena melaluinya  terungkap keindahan sejati.
Melalui nya pula Tuhan mengajarkan pengetahuan kepada semesta.

Menurut Ali Athiullah; Tidak ada satupun kejayaan atau kesuksesan di dunia ini yang tak ada peran perempuan di dalamnya.

Coret-Coret

Tuhan menciptakan Rindu agar jiwa tahu tempat dimana ia kembali. 

Lalu mengapa Ada puisi? 

Agar Rindu dapat di ucapkan. 

💕


Dari apa Rindu tercipta? 

Dari mu. 

Untuk apa? 

Untuk mu. 

Akankah ia hilang? 

Ia akan terus Ada. 

Mengapa? 

Kerena "Ada" mu. 

💕


Ia tak hilang. 

Meski tak nampak

Rindu selalu menemuinya. 


Senin, 09 Desember 2019

AKU TERUS MENCARI.



Aku bertanya pada diriku.
Dimanakah dirimu?
Lalu suara itu terdengar dari diriku. "Aku ADA"

Aku tak puas Hanya mendengarkan  suara-Mu.
Aku ingin menyaksikan-Mu.
Tunjukkan diri-Mu? 

Aku mencari-Mu di rumah-rumah  yang menyebut nama-Mu. Tapi aku tak dapat menemukan-Mu. Yang terdengar hanyalah suara-suara yang menyebut nama-Mu dengan berbagai macam sebutan.

Aku memasuki keheningan.  Dan aku dengar, Suara dari diriku berbicara. 
Suara itu lalu berkata:
Aku selalu menemuimu dalam  wajah murung  anak-anak yatim yang kau temui.
Aku selalu menemui mu dalam tatapan penjual tua di pinggiran jalan.
Aku selalu menemuimu dalam senyuman ibu.
Aku selalu menatapmu di setiap pemberhentianmu  di lampu merah.
Aku terus saja menunjukan diriku dan memperhatikan mu.

Lantas mengapa kau berpaling dariku?