Jumat, 13 Desember 2019

kopi

Saya berpikir bagaimana bisa yg tampak hitam dan terihat kotor ini bisa di minum?
Siapa yg pertama kali menemukannya lalu mengatakan itu bisa di minum? 

Saya tak bgitu mngetahui sejarah awal mula  di kenalkan sebagai minuman,  saya mencoba mencari informasi nya di google. Ternyata  Sejarah kopi menurut Wikipedia telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa.
Nah dari informasi itu ternyata kopi sudah ada sejak lama,  saya membayangkan  jngan-jangan nenek moyang kita Adam pun meminum kopi,  setelah ia di turunkan ke bumi bersama hawa,  ia bereksperimen dngan sumber daya alam yg ada di bumi,  manakah yg bisa di makan/minum,  mana yg tk bisa di makan/minum,  mungkin dari hasil eksperimen itu, ia menemukan kopi,  lalu di olah dan di jadikan minuman.

Kini, kopi telah bertransformasi dengan berbagai jenis warna dan rasa,  Namun menurutku  apapun jenis warna dan rasanya kopi tetaplah kopi dengn pahitnya.

Saya teringat sebuah buku yg pernah saya baca,  buku itu berjudul filosofi kopi,  di tulis oleh Dewi Lestari, buku itu sangat menarik untuk  di baca, dalam buku  itu, diceritakan, ada salah satu tokoh yg bernama Ben,   ia begitu berambisi menghasilkan racikan kopi terbaik, ia mendirikan kedai kopi yg di beri nama Ben & jody,  lalu berubah menjadi filosofi kopi.
Ia begitu terobsesi dengan racikan kopi hinngga berkeliling ke penjuru dunia untuk mncari koresponden dimana2 demi mendapatkan kopi terbaik dari seluruh negeri dan berkonsultasi dengar pakar2 peramu kopi,  keinginannya adalah bgaimana menghasilkan rasakan kopi terbaik.
Setelh puas dengan menghasilkan kopi yg di anggap nya terbaik,  ia di buat penasaran oleh salah satu pengunjungnya yg menganggap rasa kopinya lumayan,  tak sempurna seperti yg di pikirkannya,  kata pengunjung itu, ada rasa kopi yg lebih enak dari kopinya. Ia seolah tersambar petir,  kopi yg dikiranya telah di buatnya paling sempurna tenyata ada kopi lain yg rasanya melebihi kopi buatannya,  rasa penasaran itu membuatnya mencari tau dimana kopi terbaik itu?
Singkat cerita ia pun menemukan kedai kopi itu di pedesaan Jawa Tengah,  tepat di penghujung jalan,  sebuah warung reot dari gubuk berdiri di atas bukit kecil, 
Dari pertemuan itu,  dan setelah merasakan kopi yg di sugukan pemilik warung,  timbullah kegelisahan dari Ben, kegelisahan tentang kedai kopi yg didiriknnya,  tentang rasa kopi yg di racik nya,  tentang apa yg di cari dari rasa kopi yg di buatnya?

Ia seakan tak mau berurusan dengan kopi lagi,  ia merasa di kalahkan oleh kopi buatan pemilik warung itu,  rasa kopi yg di bangga2kannya pupus,  hingga membuatnya putus asa,

Dalam kegelisahan dan kegamangannya, ia disadarkan oleh jody dengan membuatkannya sebuah kopi dan diberikan sebuah kartu yag bertuliskan :kopi  yg anda minum hari ini "Kopi tiwus" Di bawa nya tertulis "walaupun tak ada yg sempurna, hidup ini indah bgini adanya".
Jody pun mengatakan kepada Ben.  Pemilik warung itu menitp salam dan berpesan "kita tak bisa menyamakan kopi dengan air tebu,  sesempurna apapun kopi yg kita buat,  kopi tetap kopi,  punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.

Saya pun memandang kopi ku yg tinggal ampas,  lalu bergumam dalam hati " Sesempurna apapun rasa mu,  akhirnya kau tinggal ampas. 😂













Tidak ada komentar:

Posting Komentar