Kamis, 26 Desember 2019

Tidak Menulis.

Kata Pramoedya Ananta Toer :  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

Seorang pemuda itu bergumam. Ah.. Aku tidak akan hilang dalam masyarakat dan  dari sejarah, walaupun aku tak menulis.
Aku tak mau hanya di depan laptop ku, berjam-jam memandang layar monitor. 

Banyak hal yang kulewati ketika hanya duduk menulis di depan laptopku.
Kalau  itu yang terus ku lakukan, banyak hal-hal diluar sana yang ku lawati. 

Banyak keinginanku. mengelilingi dunia, bekerja untuk  kemanusiaan, bercengkrama dengan alam, Belajar banyak budaya, dan banyak hal lainnya. 

Orang-orang mengatakan bahwa kamu bisa menulis, walaupun kamu beraktivitas,  menulis bisa dimana saja. Kamu tak harus berjam-jam di depan komputer atau laptop mu, kamu bisa menulis melalui Handphone atau kamu bisa mencatat hal-hal menarik di buku kecil mu, setelah itu kamu bisa menulisnya kembali untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. 

Aku tahu itu,  -- Aku pun tahu  di waktu-waktu luang aktivitas, aku bisa menyempatkan diri untuk menulis. 

Orang-orang mengatakan,  tanpa harus mengelilingi dunia, seorang penulis bisa menceritakn berbagai cerita tentang budaya dari berbagai negara dalam tulisannya. Imajinasi penulis  bisa menjangkau  berbagai negara. Ia cukup membaca, menonton lalu ia tuliskan

 Imajinasi bisa kemana aja, tapi itu tak cukup, saya ingin menjelajahi dan menikmatinya.

Untuk menjadi abadi,  kurasa bukan hanya dengan menulis, Aku akan meninggalkan jejak-jeka  kebaikanku, pengabdian yang tulus, agar kelak, namaku tidak hilang dari sejarah.

 Aku pun tak ingin semua orang tau tentang ku. Minimal orang-orang dekat dan keluarga. Harapan untuk abadi dengan menulis, ku rasa tak membuat di kenali seisi dunia. 

Tapi untuk menjadi abadi, cukup  temukan orang-orang yang mencintai mu dengan tulus.

Mungkin pada Akhirnya Orng yang mencintaimu akan menulis mu, menjadikan mu abadi.

 Bukan  hanya pada tulisan, tapi juga ingatannya.
Seperti yang di lakukan Plato pada Gurunya Socrates.

Catatan:























Tidak ada komentar:

Posting Komentar