Minggu, 22 Desember 2019

Hari Ibu

Hari ini, katanya adalah Hari ibu, di media sosial, sebagian orang menuliskan tentang ucapan "selamat hari ibu. Di WA. Ig. Dan FB, beragam kata2 puitis mengutarakan kasih terhadap ibu.
Bukan hanya itu, di hari ini jg sebagian dari ustaz/ustazah kita berceramah melarang mengucapkan " Selamat Hari ibu" Dengan alasan, tak ada hari ibu dalam islam.

Yg berpikir moderat mengatakan tidak ada yg salah dengan mengucapkan selamat Hari Ibu, ucapan itu hanyalah sebuah ekspresi kecintaan terhadap ibu.
Sebaliknya yg merasa berpikir sesuai dengan Sunah, mengatakan tak ada dlm ajaran nabi tentang hari ibu, Itu ajaran orang-orang kafir. Dan Yang  mengatakan itu adalah bagian dari orang kafir.

Pro & kontra, semacam rutinitas yg menghiasi jagat media sosial.  Energi kita seakan  terkuras habis, karna setiap pergantian tahun, bulan, maupun hari. masih ada-ada saja di dengar perdebatan dan  pelarangan mengucap  hari ibu, Hari Natal, Tahun baru dan lain-lain. 

Saya tak habis pikir, zaman yg dimana Negara2 berlomba2 memajukan teknologi, menjelajah antariksa, zaman dimana tenaga manusia akan di ganti dengan robot, masih ada jenis manusia semacam mereka, Kelompok yg merasa merekalah pemilik kebenaran.

Saya terkadang berpikir, apakah orang yg selalu menyalahkan atau mengkafirkan kelompok yg tidak sesuai dengan pemahaman, pendapat meraka, apakah mereka mendapatkan mandat dari Tuhan atau telah mendapatkan kunci dari surga, sehingga mengatakan hanya kelompoknya lah yg benar?

Yg lucu nya lagi, ada salah satu ustaz Mengatakan,   tak boleh merayakan hari ibu karena siapa yg mengikuti kebiasaan orang kafir, dia kafir.
Lalu ada yg bertanya ke ustaz tersebut, apakah boleh membelikan hadiah untuk ibu di hari ini(hari ibu)? ustaz itu menjawab, memberikan hadiah itu harus setiap hari. Jangan hanya sekali setahun.

Pertanyaannya Klo setiap hari boleh memberikan hadiah?

Terus kenapa dengan hari ini?

Klo dengan alasan, hari ini orang kafir lagi merayakan dan memberikan hadiah.

Loh, klo bgitu, jangan bilang setiap hari boleh memberikan hadiah, harus ada pengecualian.
Bahwa selain tanggal 22 desember, boleh membelikan hadiah untuk ibu.

Yg  menjadi pertanyaan untuk kita adalah, Sudahkah  kita mengeksplor atau mengkaji kebenaran yg lain?
Ataukah kita hanya mengklaim kebenaran? 

Benar kata Rumi: 

kebenaran adalah sebuah cermin di tangan Tuhan,  cermin itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Masing-masing dari kita Memungut kepingan itu dan melihat telah menemukan kebenaran.

Lalu sebagian dari kita mengklaim bahwa telah menemukan kebenaran yg hakiki, lantas merasa paling benar dan menyalahkan yg lain.

-----------------------------------------------------------------------

Tidak ada yg salah dalam mengekspresikan cinta terhadap ibu,  menuliskan puisi, memajang foto bersama ibu lalu mengupload  dan menuliskan kata2 cinta.

Namun sebaiknya, klo ingin menyampaikan selamat hari ibu, sampaikan aja langsung di hadapan ibu.  Banyak yg menuliskan  selamat hari ibu di fb. Ig. WA. Tapi  Apakah ibunya membaca setiap kata puitis yg mereka tuliskan?

Saya pikir tak semua ibu  menggunakan  Smartphone.  Bnyk dari ibu kita yg tinggal di perkampungan,  hidup dengan berkebun, tak punya akses listrik, apalagi tentang Smartphone atau jaringan internet.  Ia tak akan dapat mengetahui klo anak nya yg tinggal di perkotaan dengan segala pernak-pernik moderenitas,  menuliskan kata2 cinta di FB. iG. WA. Tentang nya.

Jadi merasa lah. Klo ibu anda tak menggunakan smartphone, jangan tuliskan di fb. Ig maupun WA, tapi klo anda bermaksud menunjukan ke teman2 mu bahwa anda pun menyayangi ibumu.

Silahken...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar